Monday, May 25, 2009

Prolog

Kenangan itu terus menhantuiku. Membebani pikiranku. Merantai kakiku hingga sulit rasanya untuk melangkah. Tapi aku terus bertahan. Terus melangkah. Seberapapun sulitnya itu. Karena aku ingin terus hidup.
Tapi kenangan itu, seperti juga aku, tetap tidak menyerah. Gagal membenamkanku dalam kubangan penderitaan tidak membuatnya menghilang. Dan dia menuntunku, membujukku, merayuku masuk ke jalan yang lebih kelam. Lebih suram. Lebih gelap.
Aku menolak uluran tangannya. Aku tahu apa yang akan menantiku di jalan yang dia tunjukkan. Tapi dia mencengkeram tanganku dan dengan lembut membisikkan mimpi manis yang akan kudapat setelah kulalui jalan itu.
Kali ini aku menyerah. Mimpi itu terlalu menggoda untuk diabaikan, walaupun terlalu indah untuk bisa jadi nyata. Aku biarkan saja kenangan itu menyeretku ke jalan gelap yang bahkan aku tak tahu akan berujung di mana.

No comments:

Post a Comment