Wednesday, May 27, 2009

Love...

Cinta. Mengapa cinta begitu jauh? Mengapa cinta begitu sulit untuk kugapai? Aku terus mencoba bangkit, tapi cinta membuatku kembali terpuruk dan tenggelam dalam kubangan kesedihan. Aku menagis. Aku menderita. Semua karena cinta. Karena ketidakmampuanku memilikinya. Cintaku tulus. Cintaku tidak mengekang. Tapi selalu ada sedikit harapan untuk memiliki.
Sekali aku terluka karena cinta. Teramat panjang waktu yang kuhabiskan untuk menyembuhkan hatiku. lalu kucoba untuk bangkit. Kutata hatiku. kubuka pintunya untuk cinta yang lain. Tapi sekali lagi cinta mengecewakan aku. Lagi-lagi aku terluka. Lagi-lagi aku menangis. Lagi-lagi harus kupandangi punggung orang yang kucintai melangkah ke arah cinta yang dia ingini. Lagi-lagi cintaku terabaikan.
Aku tidak pernah terlalu berharap. Sejak awal sudah kusiapakan hatiku untuk kemungkinan terburuk. Aku pernah gagal. Aku tahu sakitnya. Jadi tak ingin lagi aku merasakan semua itu. Tapi dia seolah mengerti cinta yang kurasakan untuknya. Dia seolah membuka pintu hatinya untukku. Dia seolah menyambut kehadiranku di hatinya.
Itu membuat harapanku melambung. Dan kupercayakan pengharapanku padanya. Dan dia memberiku semua yang kuharapkan dari cinta. Semuanya begitu indah. Cinta kurasakan begitu nyata. Meski tak pernah dia ucapkan cinta padaku. Tapi dia tak menolak cinta yang kurasakan untuknya.
Kupikir hanya tinggal menunggu waktu sampai dia meyakini perasaannya padaku. Kupikir hanya tinggal menunggu waktu hatinya akan benar-benar tergerak untuk mencintaiku. Kupikir hanya tinggal menunggu waktu cinta akan menjadi benar-benar nyata bagiku. Tapi cinta memang tak mudah kugenggam. Lagi-lagi aku mencintai cinta orang lain.
Setelah dia begitu dekat. Setelah cinta hanya tinggal seraihan tangan di hadapanku. Cinta itu pergi. Setelah hanya tinggal selangkah dia akan berada di sampingku. Dia berbalik. Pergi menuju cinta yang dia ingini. Menghianati pengharapanku padanya. Mengapa? Bila sejak awal dia tak menginginkanku, mengapa dia membuka pintu hatinya untukku? Mengapa dia memberikan keindahan cinta untukku? Bila ada cinta lain di hatinya, mengapa tak memberitahuku sejak awal? Sungguh itu akan lebih baik untukku.
Aku terluka. Bukan karena aku tak memilikinya. Tapi karena penghianatannya yang begitu menyakitkan. Jika sejak awal dia mengabaikanku, aku tidak akan terluka. Sedikitpun tidak. Karena aku sudah lama mengerti bahawa cinta tidak berarti memiliki. Aku terluka karena harapanku terlanjur melambung karena sikapnya.
Cinta. Ternyata aku masih belum cukup beruntung untuk memilikimu. Mungkinkah karena aku sudah punya terlalu banyak hal dalam hidupku? Mungkinkah karena begitu luas samudera kasih sayang yang sampai kini belum habis kuselami? Mungkinkah karena ada terlalu banyak orang yang menyayangiku setiap detiknya? Sehingga cinta hanya akan membuat semuanya terlalu berlebihan untukku.
Memang terlalu banyak kebahagiaan yang kurasakan hingga meracuniku. Tapi bukankah sekarang sudah berkurang? Satu genggaman tanganku sudah kosong karena sudah kulepaskan banyak hal yang selama ini aku genggam. Karena aku ingin menggenggam cinta. Tapi cinta terus lari dan bersembunyi dariku.
Aku tentu masih mencari cinta. Tapi cinta tak terlalu begitu berarti sekarang. Tidak saat ini setelah aku gagal untuk yang kedua kalinya. Aku belajar banyak hal. Dan satu hal terpenting yang kudapat, aku bahagia meski tak ada seorang kekasih di sampingku. Ada banyak cinta yang lain yang mengelilingiku. Melindungiku. Cinta yang tak pernah melukai. Cinta dari keluarga dan sahabat-sahabatku.
Biarlah cinta menjadi misteri. Biarlah cinta menjadi sebuah cerita tanpa akhir. Biarlah cinta kubiarkan berlari. Nanti, setelah dia lelah berlari dan bersembunyi, dia akan datang kembali padaku. Saat itu, mungkin telah kusembuhkan luka dalam hatiku. Saat itu, mungkin sudah waktunya bagiku merasakan cinta. Saat itu, mungkin cinta sudah bersedia aku genggam. Saat itu, mungkin telah aku temukan cinta yang memang untukku. Milikku sendiri. Cinta yang tidak hanya kucintai, tapi juga mencintaiku dengan tulus.

No comments:

Post a Comment