Saturday, April 25, 2009

Vote For Our Nation

Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif yang digelar 9 April lalu semestinya menjadi pesta rakyat yang menjadi perlambang dijalankannya demokrasi di negara kita tercinta. Tapi sayangnya, pesta demokrasi yang seharusnya meriah malah menjadi kacau balau. Selain perhitungan suara yang tersendat, bahkan jalannya rekapitulasi harus dikawal banyak petugas karena banyaknya orang yang menggugat hasil Pemilu. Ini jelas sangat menyedihkan. Banyaknya permintaan penghitungan suara diulang menandakan ketidakpercayaan akut terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU). Banyak sekali dugaan pengelembungan suara dan duagaan kecurangan lain.
Pemilu kali ini juga ditandai dengan banyaknya kasus Calon Legislatif (Caleg) yang stres karena gagal terpilih. Mulai dari stres ringan sampai stres berat. Ini benar-benar memalukan. Belum lagi Caleg yang menarik kembali bantuan yang sudah dia berikan dan ada juga yang tega mengusir warga yang tinggal di tanahnya hanya karena tidak memilih dia sebagai Caleg. Yah, perbuatannya itu setidaknya menunjukkan kalau dia memang tidak pantas dipilih. Harusnya para Caleg gagal ini meniru Caleg gagal lain yang mengadakan hiburan atau syukuran walaupun mereka tidak terpilih. Para Caleg ini menerima dengan lapang dada kekalahan mereka.
Tapi yang kasus yang paling memalukan sekaligus memilukan adalah Caleg yang akhirnya memilih mengakhiri hidupnya karena tidak bisa menerima kekalahan. Terutama tidak bisa menerima hutang menumpuk yang menanti. Apa sih sebenarnya yang ada di pikiran mereka? Meminjam uang yang tidak sedikit hanya untuk kampanye. Mereka bahkan tidak sadar kalau semua yang mereka lakukan, seperti memberi uang, mengadakan sembako murah, dan sebagainya, belum tentu membuat mereka terpilih. Hallo!!! Rakyat sudah terlalu pintar sekarang. Mereka mungkin menerima pemberian para Caleg itu, tapi belum tentu memilihnya dalam Pemilu. Dan apa mereka ini tidak memikirkan bagaimana nasib keluarga mereka yang harus menanggung hutang begitu banyak? Kita itu harusnya berani hidup, my friend, bukan berani mati!!!
Sementara itu para petinggi partai sedang kasak-kusuk kesana kemari mencari koalisi. Yang tadinya lawan menjadi kawan, dan sebaliknya, yang tadinya kawan berubah menjadi lawan. Ehm, itulah kenapa aku tidak suka politik. Karena politik itu kotor. Tapi aku juga nggak akan golput (Golongan Putih alias tidak memilih). Dan aku harap nggak akan ada yang golput. Gunakan suaramu, my friend, karena siapa tahu itu akan merubah nasib bangsa kita.
Well, apapun yang terjadi, aku bangga negara kita adalah negara yang demokratis. Seperti kata Hilary Clinton: kalau mau melihat bagaimana sebenarnya demokrasi, datanglah ke Indonesia. Dengan banyaknya suku, bahasa, agama, dan kebudayaan di negara kita, demokrasi sudah seharusnya jadi nama tengah bangsa kita. Tapi kapan, ya, demokrasi itu bisa kita jalankan secara dewasa???

No comments:

Post a Comment