Tuesday, July 7, 2009

Harry Potter And The Half Blood Prince

Menjadi kapten tim Quidditch Griffindor, menjadi Sang Terpilih sejak kemunculan Voldemort di Kementrian sihir dan kembali lolos darinya, serat mendapat pelajaran privat dari Dumbledore membuat tahun keenam Harry Potter di Hogwarts menjadi penuh warna. Terlebih lagi dia menjadi yang terbaik di kelas Ramuan yang kini digurui oleh Profesor Slughron, sahabat Dumbledore yang memutuskan kembali mengajar di Hogwarts. Sementara Profesor Snape akhirnya mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang selama ini diidam-idamkannya.
Tapi sayangnya, ini bukanlah hasil dari kemampuan Harry sendiri melainkan berkat bantuan dari sebuah buku yang berisi coretan-coretan tentang rahasia pembuatan ramuan milik Pangeran Berdarah Campuran yang ditemukan Harry di kelas Ramuan. Sementara itu Dumbledore mengajak Harry memasuki masa lalu Voldemort agar Harry lebih mengenal Voldemort, mengetahui kelemahannya, dan membuatnya siap menghadapinya. Dan ini juga merupakan awal dari perburuan Horcrux.

Tapi permasalahan Harry bukan hanya sekadar pertandingan Quidditch, Pangeran Berdarah Campuran, dan masa lalu Voldemort. Ada hal lain yang sangat mengganggunya, yaitu Harry baru menyadari kalau dia tertarik setengah mati sama Ginny Weasley, adik Ron Wealey yang sejak kecil naksir berat sama Harry. Sementara hubungan Ron dan Hermione Granger sedang berada dalam krisis. Ron yang menjadi sangat populer setelah membawa Griffindor menjuarai Quidditch di tahun pertamanya bergabung dengan tim Quidditch Griffindor, sementara Harry dan si Kembar Weasley dijatuhi hukuman larangan bermain seumur hidup oleh Dolores Umbridge (Buku ke-5 yang sayangnya tidak dimunculkan di film), akhirnya jadian dengan siswi centil dan agresif bernama Lavender Brown dan membuat Hermione cemburu berat.

Walaupun kebangkitan kembali Voldemort mendatangkan malapetaka hebat untuk para muggle, dan suasana mencekam di kalangan penyihir, film keenam Harry Potter ini boleh dibilang lebih ceria dibanding film-film sebelumnya. Tapi menjelang akhir, tragedi sesungguhnya ada di depan mata, kematian penyihir paling berbakat, elegan, paling ditakuti Voldemort, dan pelindung Harry yang paling hebat Albus Dumbledore.



On The Facts

  • Adegan puncak di Hogwarts dan pemakaman Dumbledore ditiadakan untuk menghindari pengulangan adegan di film ke-7, Harry Potter and the Deathly Hallows.
  • Hancurnya jembatan muggle yang disebut di buku menjadi pembuka film Harry Potter and the Half-Blood Prince sementara bab pertama di buku dihilangkan.
  • Adegan Diagon Alley dihancurkan para pelahap maut dan penyerangan ke The Burrow oleh Bellatrix Lestrange dan Fenrir Greyback tetap dipertahankan.
  • Di buku, Harry berkali-kali masuk ke dalam pensieve, tapi di film hanya ada dua flashback, yaitu saat Tom Riddle anak-anak di panti asuhan, dan Tom Riddle remaja menanyakan tentang Horcrux pada Profesor Slughorn.
  • Di buku, Bellatrix tidak ikut dalam peperangan di Menara Astronomi. Tapi di film Bellatrix muncul bersama Carrows bersaudara dan Greyback.
  • Di buku, Harry diselamatkan oleh Nymphadora Tonk setelah dibuat lumpuh oleh Draco Malfoy di bawah Jubah Gaibnya, di film dia diselamatkan Luna Lovegood dan kacamata ajaibnya, Spectrepecs.
  • Beberapa tokoh yang ada di buku tidak dimunculakn di filmnya, yaitu keluarga Dursley, Kreacher, Dobby, Bill dan Fleur, Rufus Scrimgeour, Cornelius Fudge, dan Perdana Menteri Muggle. Tapi, Quidditch kembali hadir di film ini.



Love Is In The Air!!!

  • Akhirnya perasaan Ginny terhadap Harry terbalas juga! Dan mereka berdua kissing di film ini. Hubungan Harry-Ginny lebih dalam dan serius dibanding cinta menggebu-gebu Harry terhadap Cho Chang yang akhirnya berakhir begitu saja.
  • Cinta segitiga Ron, Hermione, dan Lavender. Cemburu pada hubungan dekat Hermione dan Viktor Krum (Harry Potter and the Goblet of Fire), Ron yang naksir berat sama Hermione tapi terlalu gengsi untuk mengakuinya, jadian sama Lavender Brown. Padahal Hermione juga sebenarnya cinta mati sama Ron. Kemesraan yang ditunjukkan Ron-Lavender membuat Hermione cemburu berat.

No comments:

Post a Comment